Jenis-jenis Tarbiyyah

1. Tarbiyyah Imaniyah (mendidik iman)

Ada tiga saranan (wasilah) untuk mendidik iman:

-Pertama, selalu mentadabburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabbur itu boleh dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah),dengan penalaran akal sehat, dengan mentadabbur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan penciptaan manusia, juga ayat-ayat al-Qur’an.
-Kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian.
-Ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah.Ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. Caranya dengan banyak mengerjakan amal shalih yang sendi utamanya adalah keikhlasan; juga memperbanyak doa dan harapan kepada Allah semata-mata, menghindari riya’ dalam berkata dan bertindak,mencintai firman Allah,berkeyakinan bahawa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah.Terakhir,memlapangkan rasa syukur dalam keadaan apapun.

2. Tarbiyyah Ruhiyah (mendidik rohani)
-Memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzakh, akhirat, hari perhitungan;
-Memperbanyak zikir dan shalat;
-Melakukan muhasabah (introspeksi diri) setiap hari sebelum tidur;
-Mentadabburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.
3. Tarbiyyah Fikriyah (mendidik pikiran)
Kegiatan tafakkur (merenung/berkontemplasi) menurut Ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara dan membezakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. Dengan tafakkur,seseorang boleh membezakan antara yang hina dan yang mulia, dan antara yang lebih buruk dari yang buruk. Kata Imam Syafi’i, “Minta tolonglah atas pembicaraanmu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakkur.” Ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata,“Yang demikian itu kerena tafakkur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan jawarih (fisik), sedang kedudukan hati itu lebih mulia daripada jawarih, maka amal hati lebih mulia daripada amal jawarih.Di samping itu, tafakkur boleh membawa seseorang kepada keimanan yang tak boleh diraih oleh amal semata.” Sebaik-baik tafakkur adalah saat membaca al-Qur’an, yang akan mengantar manusia kepada ma’rifatullah (mengenal Allah).
4. Tarbiyyah ‘Athifiyah (mendidik perasaan)
Naluri (insting), kesedihan, kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yang selalu mendera manusia. Sedangkan cinta adalah perasaan yang boleh menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia melakukan apapun.
Maka Ibnu Qayyim memberi 11resepi menundukan perasaan cinta, yaitu:
-Menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat memerlukan Allah, bukan yang lain.
-Meyakinkan diri sendiri bahawa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta.
-Mengukuhkan perasaan bahwa pemilik segala sesuatu di dunia ini Allah semata.
-Beribadah kepada Allah dengan nama-namanya Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Bathin demi menumbuhkan rasa fakir (Perlu) kepada Allah
-Bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah.
-Menanamkan ma’rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan betapa banyak kelemahan kita. -Menanamkan ma’rifat bahwa Allah-lah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman di dalam hatinya.
-Menanamkan perasaan perlu pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya.
-Serius memanjatkan doa-doa yang meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun.
-Menanamkan kesadaran penuh akan nikmat dan kurnia-Nya yang begitu banyak.
-Menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.
5. Tarbiyyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq)
Misi utama Rasulullah di muka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Contoh-contoh utama akhlaq mulia yang diharapkan dari seorang Muslim adalah sabar, syaja’ah (keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. Cara mendidikkan aklaq yang mulia itu adalah:
Pertama, mengosongkan hati dari iktikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil.
Kedua, mengaktifkan dan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr).
Ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik.
Keempat,memberi gambaran yang buruk tentang akhlaq tercela.
Kelima, menunjukkan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.
6. Tarbiyyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yang baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. Seorang Muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebarkan bau yang tidak enak. Bahkan Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang Muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekitarnya.
7. Tarbiyyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah iradiyah berfungsi mendidik setiap Muslim untuk memiliki kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung derita di jalannya, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. Seseorang yang iradah-nya sehat juga akan bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diridhai Allah. Sedangkan iradah yang rosak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari’ah Allah.
8. Tarbiyyah Badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang Muslim harus secara terprogram memperhatikan unsur badan, menjaganya dan memenuhi hak-haknya secara sempurna.Perhatian yang demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sihat, pengubatan di waktu sakit, pemenuhan keperluan badan,serta olah raga (tarbiyah riyadhah).
9. Tarbiyyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yang segera diwadahi oleh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima’) menurut Ibnu Qayyim adalah:
Pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia,
Kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia.
Ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.

Tarbiyah jinsiyah dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
Memperbanyak pembicaraan tentang bahaya-bahaya zina
Menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual
Menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat.
Tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala dari Allah.
Menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk.
Meniadakan waktu yang kosong; memperbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaqnya.
Melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras).
Melindungi anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.

0 comments: